Kamis, 11 Februari 2016

Mengenal Flare Dan Ghosting Dalam Fotografi


Ketika pencahayaan yang datang dari sumber yang sangat terang seperti sinar matahari ataupun cahaya buatan yang secara langsung mengenai elemen depan lensa kamera, dapat menyebabkan terjadinya refleksi atau pantulan pada elemen lensa, diafragma, bahkan sensor kamera sekalipun. Hal ini bisa berpotensi merendahkan kualitas gambar dan menciptakan penyimpangan cahaya dengan berbagai bentuk yang tidak diinginkan dalam gambar. Dan kasus seperti ini lebih dikenal sebagai "flare" pada lensa.

Efek yang ditimbulkan oleh flare ini dapat berdampak pada gambar dengan beberapa cara antara lain: secara drastis dapat mengurangi kontras pada gambar dengan timbulnya cahaya (over exposure) seperti kabut yang menyelimuti objek, kemudian dapat menimbulkan cahaya melingkar atau setengah lingkaran atau juga "ghosting" dan bahkan beberapa bentuk yang aneh dalam berbagai warna, dan wujud flare ini adalah semi-transparan dari berbagai intensitas warna.

Perlu Anda ketahui bahwa flare tidak selalu diinginkan dalam seni fotografi meskipun kadang-kadang flare juga digunakan secara kreatif untuk menambahkan elemen artistik pada sebuah foto / gambar. Bahkan, efek flare pada lensa sering sengaja ditambahkan ke dalam visualisasi sebuah film dan game PC untuk menambah kesan realisme dan meningkatkan pengalaman visual pada tampilannya.

Apakah flare ini menjadi sebuah masalah atau bukan? jawabannya adalah "relatif", kadang-kadang menggangu pada kondisi tertentu dan bisa saja diperlukan untuk mencapai konsep pemotretan yang diinginkan.

Nah, artikel ini saya rangkum untuk membantu Anda memutuskan apakah Anda akan menggunakan flare pada foto Anda atau tidak. Dan mari kita mencari tahu penyebab flare secara rinci, kemudian membahas cara-cara untuk menggunakannya, mengurangi atau mungkin benar-benar untuk menghindarinya.

1. Flare Pada Lensa (Lens Flare)


Seperti yang saya katakan di atas bahwa flare pada lensa terjadi ketika ada sebuah sumber cahaya yang sangat terang yang menyebabkan terjadinya refleksi internal dalam lensa dan bahkan juga terjadi antara sensor-gambar dengan lensa. Hal itu dapat mengakibatkan banyaknya kabut dan kurangnya kontras, munculnya bentuk lingkaran atau poligon, kadang-kadang berbentuk setengah lingaran dengan warna pelangi, atau bahkan juga kombinasi dari semua bentuk tersebut. Untuk memahami terbentuknya flare silahkan Anda lihat gambar ilustrasi di bawah ini:


Berdasarkan ilustrasi di atas, bahwa "sumber cahaya biasa" (garis merah) mengikuti jalur normal yang langsung mencapai "bidang gambar" (garis hijau). Sedangkan "sumber cahaya tinggi" (garis biru) membagi jalan masuknya dan memantul (refleksi) dari permukaan lensa dan berakhir di bagian yang berbeda dari frame (garis putus-putus biru). Intinya sumber cahaya tinggi ini masuk dengan jalur yang menyimpang sehingga menimbulkan refleksi.

Meskipun ilustrasi di atas menunjukkan masalah lens flare secara umum, namun produsen dan fotografer biasanya mengidentifikasi dua jenis flare pada lensa yaitu: veiling flare dan ghosting flare. Sementara keduanya terkadang juga bisa muncul bersamaan, dan lensa yang baik dengan lapisan elemen depan "multi-coating" secara signifikan dapat mengurangi masalah veiling flare pada foto / gambar.

1.1. Veiling Flare

Veiling flare biasanya terjadi ketika sumber cahaya terang di luar sudut pandang lensa, keluar dari gambar, tetapi sinar cahayanya masih mencapai elemen depan lensa. Hal ini menyebabkan sangat terlihatnya kabut / kurangnya kontras, di mana daerah gelap dari gambar menjadi lebih cerah dengan warna kemerah-merahan (bleeding color).

Lensa berkualitas tinggi dengan elemen multi-coating, dapat membantu mengurangi veiling flare. Seperti yang digunakan oleh lensa Nikon yaitu lapisan elemen teknologi Nano Crystal Coat yang dipasang pada lensa kelas profesional, sangat banyak membantu dalam menjaga veiling flare. Coba Anda lihat foto portrait di bawah ini yang diambil menggunakan lensa Nikon 58mm f/1.4G:


Anda bisa melihat bahwa matahari tepat di atas subjek (anak) dan di luar area gambar, namun sinar cahayanya masih mencapai lensa dan menciptakan veiling flare di sekitar anak dalam gambar. Veiling flare tidak hanya berdampak pada daerah sekitar matahari, tetapi juga memiliki efek drastis pada rambut, wajah dan bahkan pakaian anak, sehingga kontrasnya berkurang. Namun, dalam hal ini veiling flare sebenarnya diperbolehkan untuk tujuan kreasi seperti memberikan sebuah kesan muram dan foto yang cerah.

Sayangnya, dalam beberapa kasus veiling flare ini bisa membuat gambar terlihat sangat buruk oleh sejumlah faktor, seperti debu di dalam lensa, elemen depan yang kotor, filter lensa yang kotor / kualitas rendah, kurangnya anti-reflektif, dll. Coba Anda perhatikan gambar yang dihasilkan oleh lensa tua yang masih menggunakan fokus manual seperti lensa Nikkor-S 50mm f/1.4 Ai:


Seperti yang Anda lihat, lensa jadul ini sangat bermasalah bila menghadapi masalah veiling flare yang membuat seluruh gambar tampak kabur, dengan hampir tidak ada rincian yang terlihat pada subjek manusia dalam gambar. Penyebab utamanya yaitu lensa ini belum menggunakan elemen teknologi multi-coating dan faktor penyebab lainnya adalah debu mikro yang terakumulasi selama bertahun-tahun di dalam lensa yang menyebabkan terjadinya refleksi tambahan. Parah ya??

1.2. Ghosting Flare

Tidak seperti veiling flare yang membuat gambar tampak kabur dengan sangat sedikit kontras, ghosting flare atau hanya disebut "ghosting" menimbulkan penyimpangan cahaya dengan berbagai bentuk artefak pada gambar. Artefak bisa berbentuk lingkaran, poligon (seperti bentuk difragma), setengah lingkaran dan bentuk aneh lainnya. Hal ini bisa saja terjadi akibat refleksi dari sumber cahaya yang terang.

Ghosting menimbulkan puluhan bentuk artefak berbeda dan biasanya muncul berbaris yang berada dalam satu garis langsung dari sumber cahaya terang dan dapat menjangkau seluruh gambar. Coba Anda perhatikan perbandingan 4 gambar menggunakan lensa 70-200mm dengan focal length yang berbeda-beda:


Jumlah ghosting ini bervariasi pada berapa banyak elemen yang ada dalam setiap lensa. Biasanya, lensa yang memiliki lebih banyak elemen, semakin menimbulkan terjadinya ghosting yang muncul dalam gambar. Sejak lensa zoom 70-200mm memiliki desain yang kompleks dengan selusin atau lebih dari 1 elemen, Anda dapat membuktikan sendiri bahwa saat ini cukup banyak lensa yang menderita masalah veiling flare dan ghosting, dan lensa Nikon 70-200mm memimpin pertandingan yang mengidap ghosting dengan jumlah minimum.

Masalah flare dan ghosting ini mungkin bisa saja Anda atasi dengan cara mengatur diafragma lensa ke pembukaan terlebar seperti f/1.4. Tapi hal itu bisa juga menyebabkan terjadinya refleksi internal. Jika ghosting biasanya tidak terlihat pada pembukaan besar seperti f/1.4, tapi akan cukup terlihat pada pembukaan terkecil seperti f/16. Nah, jika Anda melihat ghosting bentuk "poligon" pada hasil foto Anda, perlu Anda ketahui bahwa itu datang dari diafragma lensa.

1.3. Sensor / Red Dot Flare

Seperti yang saya katakan di atas bahwa salah satu penyebabnya adalah cahaya yang memantul antara sensor-gambar dan elemen lensa yang disebut sebagai "red dot flare", atau bisa juga disebut "sensor flare". Tidak seperti flare pada lensa, red dot flare (titik merah) ini bukan hanya soal cahaya yang memantul pada elemen lensa dan diafragma, tetapi juga cahaya yang memantul dari sensor-gambar pada lensa, kemudian kembali lagi ke sensor-gambar. Sayangnya, jenis kamera mirrorless yang baru dengan jarak flange pendek sangat rentan terhadap masalah ini. Berikut ini adalah bagaimana bentuk red dot / sensor flare terlihat dalam gambar:


Perhatikan gambar di atas, selain ghosting dengan bentuk poligon, terlihat juga sekelompok titik-titik merah (red dot) yang mengelilingi cahaya matahari. Itulah yang dinamakan red dot / sensor flare.

2. Faktor-Faktor Terjadinya Flare


Memang sebagian besar lensa modern yang dirancang dengan teknologi multi-coating khusus dapat mengurangi flare. Namun tetap saja pada beberapa lensa kelas profesional yang terbaik masih terlihat adanya masalah ghosting dan veiling flare. Mengapa bisa demikian? Itu karena posisi sumber cahaya dalam frame dan sudut di mana cahaya mencapai lensa lalu masuk ke sensor, memiliki efek drastis pada bagaimana flare muncul dalam gambar dan pada intensitas seperti apa. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga sangat serius bisa mempengaruhi gambar. Mari kita bahas ini secara rinci:

1. Elemen Lensa - kualitas elemen lensa merupakan faktor yang paling sering menyebabkan ghosting muncul pada foto / gambar.

2. Focal Length - lensa sudut lebar (wide-angle) tidak hanya dirancang untuk menangani flare dengan baik, tetapi juga memiliki rentang focal length lebih pendek yang membuat sumber cahaya terlihat lebih kecil. Di sisi lain, lensa tele dengan focal length panjang justru merupakan lensa yang jauh lebih buruk untuk masalah flare, karena lensa tele memperkuat segala sesuatu tentang flare dan oleh sebab itu umumnya lensa ini dibekali "lens-hood" yang lebih besar dan panjang.

3. Desain Lensa - desain lensa yang baik pasti dapat mengurangi lens flare. Sebagai contoh, Nikon telah merancang lensa dengan elemen depan tersembunyi, yang dapat sangat mengurangi flare dan ghosting tanpa menggunakan teknologi coating yang mahal. Coba Anda perhatikan di bawah ini perbandingan antara lensa 50mm generasi lama (D) dan generasi baru (G):


Pada gambar di atas, lensa 50mm generasi terbaru tampak mengungguli dalam menangani masalah flare dan ghosting.

4. Multi-Coating - lapisan elemen lensa "multi-coating (MRC)" pasti memiliki manfaat yang besar untuk mengatasi flare.

5. Filter - filter berkualitas rendah sering disebut-sebut sebagai faktor tambahan yang menciptakan lebih banyak flare dan ghosting pada gambar.

6. Debu Lensa - semua jenis lensa yang menumpuk debu di dalamnya dengan waktu cukup lama, dapat juga menyebabkan lebih banyak masalah veiling flare

7. Kebersihan Elemen Depan - akibat sentuhan jari yang berminyak dan partikel lainnya pada elemen depan lensa, juga dapat menimbulkan flare dan ghosting.

3. Tips dan Cara Menghindari Flare


Jika Anda tidak ingin melihat flare pada hasil foto / gambar Anda, Anda dapat mengambil beberapa langkah sederhana untuk mencegahnya, yaitu:

1. Gunakan Lens-Hood - ini menjadi alasan mengapa lens-hood diciptakan. Lens hood yang dipasang pada depan lensa sangat banyak membantu dalam menghalangi sinar matahari langsung untuk mencapai elemen depan lensa dan menimbulkan flare.

2. Menggunakan Tangan atau Benda Lain - jika Anda tidak memiliki lens-hood, gunakan tangan Anda sebagai tudung lensa untuk memblokir sinar matahari langsung. Ini sebuah metode yang sangat sederhana namun efektif.

3. Gunakan Lensa Berkualitas Tinggi - seperti lensa pro-grade yang mahal, dan rata-rata jenis lensa pro menggunakan teknologi coating yang menakjubkan, yang membantu secara signifikan mengurangi atau bahkan menghilangkan masalah flare.

4. Gunakan Lensa Fix / Prime Aperture Besar- umumnya, lensa fix memiliki formula optik sederhana dan elemen optik yang sedikit. Dan semakin sedikit elemen pada lensa, maka semakin sedikit pula flare akan muncul pada gambar.

5. Mengubah Posisi Angle - kadang-kadang hanya mengubah posisi Anda dalam mengambil gambar untuk menghindari sumber cahaya yang berlebihan, juga dapat membuat perbedaan besar tentang masalah flare (baca di sini tentang angle).

Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan Anda tentang fotografi. Jika artikel ini bermanfaat silahkan di share, dan jangan lupa sering-sering ke blog ini untuk belajar fotografi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar